Okay, what ever I ramble on. Grammar mistakes everywhere, tolong jangan nak jadi grammar nazi sangat eh =p
Assalamualaikum wrh wbt
Dilahirkan dari ibubapa beragama islam adalah satu nikmat
yang terbesar dalam hidup. Iya lah, tangisan pertama ke dunia ni, dah dapat
dengar kalimah agung ditelinga. Tapi, kadang-kadang, terbawa ke kalimah tauhid
dalam ruh sendiri?
It is a bless to born into a mid-type family. I was sent to
Islamic school throughout my life. Tadika di Taski. Kemudian ke SMU(A)MM(P)PP,
Kemudian ke UIA. All those Islamic institution. Masa di maahad dulu, banyak
belajar Tauhid, Feqah, Sirah, Ayat Quran, Hadith? Tapi entah, makin besar rasa
makin masa masa itu disia sia kan sebab rasa macam tak masuk dalam hati apa
yang belajar dulu. Hafal buta.
Again Alhamdulillah, Mama is a wonderful woman. Dia tak
pedulik anak dah besar bangka, anak dah belajar tinggi mana, anything that is
not compliance with sharia akan kena tegur. Hari tu balik last time, mama
tegur, seluar yang tak cukup gedabak. Or sometimes baju tak cukup tebal (sebab
boleh nampak sheer of warna inner or, boleh nampak warna baju after dah sarung
cardigan). It feel blessed. Kadang kadang bila balik rumah, rasa kena tazkirah
online 24 jam. Kena tegur bab solat, bab doa, bab pergantungan terhadap Allah.
Sekarang lagi upgrade. Kena promote dengan weekend seminar yang dia tahu dari
Facebook. Nota-nota, ceramah etc etc. Its good. Kadang kadang kita rasa tak
senang dengan itu sebab tak tahu nak react macam mana depan mama, tapi its
good. To be closed with good people, untuk sentiasa diingatkan tentang rukun
iman, adalah satu nikmat. Untuk dilahirkan didalam keluarga dengan tunjang iman
dan islam adalah satu nikmat yang tak akan pernah cukup untuk disyukuri.
Tapi, kadang-kadang I feel lost. Its good to question
yourself about certain things, If you look for the answer all together. Tapi
kadang kadang bila kita mempersoalkan ketauhidan, isu keesaan Allah, it
sometimes means problem. Menakutkan?.
To born as a muslim, into muslim family, kadang kadang buat
kita take for granted 'things'. Pernah tak kita fikir, betul ke kita rasa akan wujudnya
Allah?
So I went to few ceramahs by revert muslim.
Bila dengar mereka bercerita, daripada seorang yang tidak
tahu akan kewujudan tuhan, mengakui adanya tuhan dan akhirnya mempercayai konsep
Ilah, Allah sebagai tuhan yang esa. Do we, as a born-muslim ever have ta’qid
yang kukuh dalam hal ini?
I keep questioning myself. Dan kadang kadang bila merasakan
ia memasuki zon bahaya, I stopped, and I ignored.
Pernahkan anda, as a born muslim, fikirkan tunjang
ketauhidan kita. We were pilled with Allah itu Tuhan yang Maha Agung, Allah itu
Esa, Allah itu Al Jabbar, Al Mutakabbir. Al Khaliq. We know that, tapi ada kah
kita punya tunjang iman yang kukuh akan ketauhidan taala?
Scared, isn’t it?
Tidak, saya bukanlah mempersoalkan akan konsep ketauhidan
Allah, saya mempersoalkan tunjang iman saya terhadap isu ini. Pernah tak
terbayang, kalau ada not yet muslim datang tanya, How do we know that Allah itu
satu? Dan Allah itu tuhan sekalian alam? Why do you believe islam is the
perfect religion? Islam itu deen? The only Deen?
Ever?
Tak kan kita nak jawab “itu yang kena ajar sejak taski”
kotttt. Itu Taqlid buta.
I am in research industry. I met people who believe in
science, but not in the Owner of Science (like, everyday?). We discuss about
science, the amazing things science show us. There are scientific reasons
in every happening, hence they become atheist. Tapi kita, Kita ni yang born
muslim, are we focusing our believe in how good the scientific reasoning behind
every creation OR the creator who create everything with all those complex explanation when we talk about science?
Contoh simple;
Kenapaa Muslim tak boleh makan haiwan yang disembelih dengan
cara Islam?
Will we answer it, sebab bila haiwan tidak disembelih dengan
betul, acidic blood akan circulate back into the body, so daging daging adalah
tercemar dengan asid yang berbahaya, menjadikan daging dari haiwan yang tidak
disembelih berbahaya, so we can not eat it
OR
Sebab Allah kata haram (FIRST point), and there are thousand hikmahs behind
it (LATER point).
Terasa kekerdilan, bila revert muslim berpegang dengan
teguh dengan kukuh dan yaqin dengan Allah, dengan kalamullah dan boleh bercerita dari hati Allah itu wujud, Allah itu Maha pencipta, Allah lah tuhan yang Esa. dan Hanya Allah yang boleh disembah.
He who were brought from darkness into light, is the best.
Back to earlier story,
Mama selalu kata, selalu pesan ; “Jangan minta dengan orang. Minta dengan
Allah je. Semua ni ketentuan Allah. Jadi minta semua dengan dia.”
So, penghubung antara dua ini adalah,
Andai konsep ketuhanan kita goyah, kurang lah keyakinan
terhadap Allah itu penentu semua Taqdir. Kalau kita goyah bab tu, bila berdoa, berapa percent kita yakin doa akan di makbulkan?
Again its somehow good to have not yet believers around. Sebab kita kadang kadang take for granted certain things, seperti keindahan berimankan tuhan. I wasnt 'really' realized nikmat Islam dan Iman kepadaNya, memandangkan itu apa yang saya hidup selama 27 tahun. But, when I saw, non believers, who live in disaster for not having ANYTHING untuk bersandar. Mereka tidak mempercayai Allah dan taqdir, hence kecelaruan bila berlaku sesuatu, they tend to salahkan diri sendiri atau orang lain dan caca merba because they felt hopeless
Pada ketika saya menyedari perbezaan itu, I did feel the feeling, Alhamdulillah aku ada Allah. Aku ada Allah. Aku ada Allah.
Allah dengar doa kita, yakin Allah perkenankan doa kita. Yakin hanya 'minta dengan Allah'.
Again.
Its good and bless to be born with Iman and Islam
Its a bless to have parents yang akan mengingatkan kita bila kita mula tersasar.
Its a bless untuk mengakui dan mempercayai Allah dan hanya Allah.
So which of the favors of your Lord would you deny?
p/s: Mama pesan, nak drive tu, baca doa naik kenderaan, baca doa tawakkal dan baca 'Hasbunallah wa ni'mal wakeel'.
"Cukuplah Allah sebagai pelindungku....."
No comments:
Post a Comment