Thursday, July 10, 2014

Ramadhan

Okay, what ever I ramble on. Grammar mistakes everywhere, tolong jangan nak jadi grammar nazi sangat  eh =p 

Assalamualaikum wrh wbt

Dilahirkan dari ibubapa beragama islam adalah satu nikmat yang terbesar dalam hidup. Iya lah, tangisan pertama ke dunia ni, dah dapat dengar kalimah agung ditelinga. Tapi, kadang-kadang, terbawa ke kalimah tauhid dalam ruh sendiri?

It is a bless to born into a mid-type family. I was sent to Islamic school throughout my life. Tadika di Taski. Kemudian ke SMU(A)MM(P)PP, Kemudian ke UIA. All those Islamic institution. Masa di maahad dulu, banyak belajar Tauhid, Feqah, Sirah, Ayat Quran, Hadith? Tapi entah, makin besar rasa makin masa masa itu disia sia kan sebab rasa macam tak masuk dalam hati apa yang belajar dulu. Hafal buta.

Again Alhamdulillah, Mama is a wonderful woman. Dia tak pedulik anak dah besar bangka, anak dah belajar tinggi mana, anything that is not compliance with sharia akan kena tegur. Hari tu balik last time, mama tegur, seluar yang tak cukup gedabak. Or sometimes baju tak cukup tebal (sebab boleh nampak sheer of warna inner or, boleh nampak warna baju after dah sarung cardigan). It feel blessed. Kadang kadang bila balik rumah, rasa kena tazkirah online 24 jam. Kena tegur bab solat, bab doa, bab pergantungan terhadap Allah. Sekarang lagi upgrade. Kena promote dengan weekend seminar yang dia tahu dari Facebook. Nota-nota, ceramah etc etc. Its good. Kadang kadang kita rasa tak senang dengan itu sebab tak tahu nak react macam mana depan mama, tapi its good. To be closed with good people, untuk sentiasa diingatkan tentang rukun iman, adalah satu nikmat. Untuk dilahirkan didalam keluarga dengan tunjang iman dan islam adalah satu nikmat yang tak akan pernah cukup untuk disyukuri.

Tapi, kadang-kadang I feel lost. Its good to question yourself about certain things, If you look for the answer all together. Tapi kadang kadang bila kita mempersoalkan ketauhidan, isu keesaan Allah, it sometimes means problem. Menakutkan?.

To born as a muslim, into muslim family, kadang kadang buat kita take for granted 'things'. Pernah tak kita fikir, betul ke kita rasa akan wujudnya Allah?

So I went to few ceramahs by revert muslim.

Bila dengar mereka bercerita, daripada seorang yang tidak tahu akan kewujudan tuhan, mengakui adanya tuhan dan akhirnya mempercayai konsep Ilah, Allah sebagai tuhan yang esa. Do we, as a born-muslim ever have ta’qid yang kukuh dalam hal ini?

I keep questioning myself. Dan kadang kadang bila merasakan ia memasuki zon bahaya, I stopped, and I ignored.

Pernahkan anda, as a born muslim, fikirkan tunjang ketauhidan kita. We were pilled with Allah itu Tuhan yang Maha Agung, Allah itu Esa, Allah itu Al Jabbar, Al Mutakabbir. Al Khaliq. We know that, tapi ada kah kita punya tunjang iman yang kukuh akan ketauhidan taala?

Scared, isn’t it?

Tidak, saya bukanlah mempersoalkan akan konsep ketauhidan Allah, saya mempersoalkan tunjang iman saya terhadap isu ini. Pernah tak terbayang, kalau ada not yet muslim datang tanya, How do we know that Allah itu satu? Dan Allah itu tuhan sekalian alam? Why do you believe islam is the perfect religion? Islam itu deen? The only Deen?

Ever?

Tak kan kita nak jawab “itu yang kena ajar sejak taski” kotttt. Itu Taqlid buta.

I am in research industry. I met people who believe in science, but not in the Owner of Science (like, everyday?). We discuss about science, the amazing things science show us. There are scientific reasons in every happening, hence they become atheist. Tapi kita, Kita ni yang born muslim, are we focusing our believe in how good the scientific reasoning behind every creation OR the creator who create everything with all those complex explanation when we talk about science?

Contoh simple;

Kenapaa Muslim tak boleh makan haiwan yang disembelih dengan cara Islam?

Will we answer it, sebab bila haiwan tidak disembelih dengan betul, acidic blood akan circulate back into the body, so daging daging adalah tercemar dengan asid yang berbahaya, menjadikan daging dari haiwan yang tidak disembelih berbahaya, so we can not eat it

OR

Sebab Allah kata haram (FIRST point), and there are thousand hikmahs behind it (LATER point).

Terasa kekerdilan, bila revert muslim berpegang dengan teguh dengan kukuh dan yaqin dengan Allah, dengan kalamullah dan boleh bercerita dari hati Allah itu wujud, Allah itu Maha pencipta, Allah lah tuhan yang Esa. dan Hanya Allah yang boleh disembah. 

He who were brought from darkness into light, is the best. 

Back to earlier story,

Mama selalu kata, selalu pesan ; “Jangan minta dengan orang. Minta dengan Allah je. Semua ni ketentuan Allah. Jadi minta semua dengan dia.”

So, penghubung antara dua ini adalah,


Andai konsep ketuhanan kita goyah, kurang lah keyakinan terhadap Allah itu penentu semua Taqdir. Kalau kita goyah bab tu, bila berdoa, berapa percent kita yakin doa akan di makbulkan? 

Again its somehow good to have not yet believers around. Sebab kita kadang kadang take for granted certain things, seperti keindahan berimankan tuhan. I wasnt 'really' realized nikmat Islam dan Iman kepadaNya, memandangkan itu apa yang saya hidup selama 27 tahun. But, when I saw, non believers, who live in disaster for not having ANYTHING untuk bersandar. Mereka tidak mempercayai Allah dan taqdir, hence kecelaruan bila berlaku sesuatu, they tend to salahkan diri sendiri atau orang lain dan caca merba because they felt hopeless

Pada ketika saya menyedari perbezaan itu, I did feel the feeling, Alhamdulillah aku ada Allah. Aku ada Allah. Aku ada Allah.

Allah dengar doa kita, yakin Allah perkenankan doa kita. Yakin hanya 'minta dengan Allah'. 

Again. 

Its good and bless to be born with Iman and Islam
Its a bless to have parents yang akan mengingatkan kita bila kita mula tersasar.
Its a bless untuk mengakui dan mempercayai Allah dan hanya Allah. 


So which of the favors of your Lord would you deny?

p/s: Mama pesan, nak drive tu, baca doa naik kenderaan, baca doa tawakkal dan baca 'Hasbunallah wa ni'mal wakeel'.

"Cukuplah Allah sebagai pelindungku....."



No comments: